Pages

November 25, 2010

Selamat Ulang Tahun, BORR!


Pekan lalu saya bersama 7 rekan kerja diundang mewakili perusahaan untuk turut berkompetisi futsal antar perusahaan di Bogor dalam rangka HUT BORR
(Bogor Outer Ring Road) ke-1, tanpa diduga alhamdulillah kami berhasil menjadi juara 2 turnamen tersebut. Peserta yang hadir pada turnamen ini selain perusahaan tempat kami bekerja (Jasa Sarana Jabar), antara lain Jasa Marga, Jagorawi, JORR, dan Marga Sarana Jabar (MSJ) selaku empunya hajatan. MSJ sendiri adalah perusahaan patungan Jasa Marga (55%) dan Jasa Sarana (45%), sekaligus operator jalan tol BORR, jalan tol yang sementara ini menghubungkan sentul barat dengan Kedung Halang Bogor.

Bagi anda yang bekerja atau menetap di daerah Dramaga, Yasmin atau daerah lainnya di sekitar Kedung Halang Bogor, tentu mengenal betul keberadaan BORR, yang juga merupakan jalan tol terpendek tapi termahal se-Indonesia hingga saat ini. Kurang lebih Rp750/km nya. Kendati demikian, dengan melewati jalan tol yang hanya 4 kilo-an ini, berarti anda telah menabung sekitar 30'-60', sekaligus menghindari kemacetan rutin pusat kota Bogor.
23 November 2009
Sedikit cerita tentang BORR. Semenjak pertama kali diresmikan oleh menteri PU Djoko Kirmanto tahun lalu, pekan ini adalah tepat 1 tahun BORR beroperasi. Dari sisi kemanfaatan sosial, selama setahun yang pendek ini kuranglebihnya BORR telah berperan dalam peningkatan mobilitas barang dan jasa, ia juga menjadi katalisator bagi pengembangan kawasan sekitar. Sayangnya dari sisi finansial, BORR masih belum memperoleh kado ulang tahun yang manis di hari jadinya ini. Mengacu pada target volume Lalu lintas Harian (LHR) 2010 sebanyak 28,9 ribu kendaraan perhari, BORR sampai hari ini baru mampu mencapai rata-rata 22-23 ribu kendaraan perhari. Sisi baiknya, growth lalu lintas BORR cukup baik.

Perkembangan volume kendaraan yang belum menggembirakan ini tentu tidak serta merta menjadi indikasi masa depan BORR di masa yang akan datang? Bila 5 tahun kedepan pengembangan kawasan sekitar BORR menunjukkan geliatnya, cerita tentang BORR pasti akan berbeda. BORR sendiri masih punya PR untuk melanjutkan pengembangan ke seksi-seksi selanjutnya, yaitu Kedung Halang-Yasmin-Dramaga. Bahkan bila mengacu pada master plan yang ada, kelak BORR akan mampu terbangun hingga Ciawi, terkoneksi dengan Jalan Tol Ciawi-Sukabumi yang lahannya sedang dibebaskan oleh anak usaha Bakrie dan Jasa Sarana lainnya.

Andai pengembangan kawasan dan pertumbuhan lalin masih sangat konservatif, ini tentu berpengaruh pada pengembangan pembangunan BORR selanjutnya. Factor sensitif yang signifikan pada bisnis jalan tol antara lain ialah seberapa banyak kendaraan yang masuk melewati gardu. Dengan kata lain seberapa banyak uang terkumpul disana untuk menjadi revenue operasional tol. Kalau kondisinya buruk, investasi yang besar hanya akan menghasilkan risiko tak terkendali yang juga besar.

Well, saya tidak ikut ambil bagian dalam project tol BORR ini, tapi kita tentu berharap fasilitas umum berbayar seperti jalan tol mau tidak mau harus terus berkembang seiring dengan berkembangnya infrastruktur di negeri ini. Mau bagaimana lagi, pemerintah kita masih terbebani dengan pemenuhan anggaran yang besar di berbagai sektor, satu-satunya cara, ya win-win sollution melibatkan investor agar struktur jalan terbangun, investor dan kreditur dapat untung, dan masyarakat memperoleh manfaat secepatnya.. meskipun harus tanggung renteng.

Pak Gub Jabar Ahmad Heryawan pernah bilang, 1 Miliar Rupiah cukup untuk membangun sepuluh bangunan sekolah sederhana, tapi tidak dengan infrastruktur jalan. 1 M itu paling hanya cukup untuk membangun 100 meter-an jalan saja. Apalagi kalau berbicara tentang jalan tol. Satu kilometer jalan tol baru dapat terbangun dengan biaya 50 miliar-an
at grade (di atas tanah)! Kalo elevated (jalan layang), 1 kilo-nya setara dengan 150 Miliar-an Rupiah! 3x lipat dari jalan tol at grade. Fantastis bukan? Itulah sebab, pemerintah menaruh asa pada investor-investor swasta untuk turut membangun infrastruktur tol yang long-term business ini.Kembali ke HUT BORR ke-1.
 

Pendapatan dan LHR BORR memang belum fantastis, plus rencana pengembangan tol seksi selanjutnya yang akan menghabiskan biaya ratusan miliar pun sudah di depan mata. Lantas apa yang bisa saya sampaikan di HUT ke-1 BORR ini?

"
Semoga makin banyak mobil yang lewat. Karena dengan makin banyak, berarti makin cepat BORR dapat berkembang. Dan next time bisa eksis sesuai dengan namanya: Outer Ring Road, menjadi jejaring yang mengkoneksi seluruh sisi luar kota (Bogor)".

No comments:

Post a Comment

Kolom Komentar: